Welcome to Rumah kesadaran

Ruang Bertumbuh & berkesadaran

Rumah Kesadaran diharapkan menjadi ruang bertumbuh dan berkesadaran dengan “muleh ngomah”

RUMAH KESADARAN

Ruang Bertumbuh dan Berkesadaran

laman
Tulisan Sebelumnya
Tulisan Terbaru

3 Model Wadah Semesta

Sehari sebelum 34 Tahun

Sejatinya kita adalah wadah

Sejatinya kita adalah wadah. Kita sendiri adalah wadah kosong yang terbuka dengan berbagai hal kehidupan. Semua singgah dan hilang silih berganti, namun wadah tetap pada tempatnya. Begitu juga dalam hal sugesti, kita sebagai wadah silih berganti mengafirmasi sugesti dari berbagai sumber kehidupan. Semuanya terasa ada dalam kesadaran yang tidak bertepi dan tidak terbatas. Semuanya dari awal sudah satu yaitu “being”.

Sebuah Abstraksi

Denah lokasi sebagai berikut :

  1. Area Ungu –> rumah kesadaran diri sejati, rasa sejati dan diri sejati;
  2. Area Orange –> sayap kanan dan kiri untuk menjangkau lebih jauh;
  3. Area Biru –> area logistik, investasi dan perbekalan;
  4. Area Hijau –> area kembali tempat asal untuk berpulang.

Nyata dengan Caranya

Sudah sejak 3 tahun yang lalu hingga sekarang, tanpa terasa sudah membentuk formasi tempur dan bertahan yang epik. Seperti layaknya sepak bola, seluruh pemain dan strategi formasi sudah dipenuhi. Teringat pada zaman bermain PS 1 dan PS 2, seluruh pemain terbaik dimainkan diwaktu yang sama. Semua pemain memiliki power yang penuh untuk mencapai tujuan yaitu menang. Akan tetapi, pertandingan justru berlangsung tidak menarik karena terlalu dominan. Demikian juga saat ini, terasa terlalu banyak menghimpun kekuatan sehingga dalam waktu bersamaan memunculkan penampilan yang bertolak belakang, meskipun sama-sama powerfull. Beberapa situasi terasa saling kontras dan sangat epik untuk disadari. Apapun itu, matur suwun tak terhingga pada mereka-mereka para pendahulu dan juga manusia di zaman sekarang yang sudah tercerahkan dan mencerahkan. Sudah saatnya memasukkan energi utama sebagai penjagaan supaya permainan menjadi lebih epik untuk disaksikan dalam kesadaran.

Bertumbuh Seperti Apa??

Motto website ini yaitu ruang bertumbuh dan berkesadaran. Pembahasan berkesadaran sudah cukup banyak disinggung, lantas apa maksud dari bertumbuh. Tentu saja bertumbuh yang dimaksud adalah bertumbuh untuk berkesadaran. Dengan berkesadaran, akan dengan sendirinya kita bertumbuh menjadi sesuai dengan tugas dan peran kita masing-masing. Kita akan dengan mudah tau apa yang kita mau dan apa yang harus kita lakukan dengan ketajaman intuisi dan penuh kesadaran. Dengan begitu, dalam mejalani kehidupan akan terasa sangat bermakna dan penuh penghayatan menuju Sang Suwung Maha Guru Sejati.

Sebelum Kata, Sebelum Konsep

Hal termegah dari yang pernah ada adalah kehidupan itu sendiri. Kehidupan sejatinya berada sebelum kata, sebelum konsep yang pernah dirumuskan manusia dari masa sebelum masehi hingga masa modern saat ini. Kehidupan yang sejati melampaui ilmu pengetahuan yang pernah ditemukan manusia dari ekonomi, teknologi, budaya, filsafat, psikologi hingga kemunculan agama-agama. Kehidupan tetap berada ditempatnya yang megah, tempat sebelum kata sebelum kalimat sebelum konsep hingga sebelum pikiran. Kehidupan terlukis sebagaimana adanya, otentik dan begitu megah. 

Selain Kehidupan, Segalanya Tidak Ada

Selain kehidupan, segalanya tidak ada. Ungkapan tersebut benar adanya karena eksistensi yang ada seringkali berasal dari pikiran yang sangat identik dengan konsep. Terlepas dari benar tidaknya, selama hasil dari pikiran tetap disebut konsep. Sedangkan keberadaan yang sejati adalah kehidupan itu sendiri yang berada di wilayah kesadaran. Hal tersebut menunjukkan bahwa pikiran terlebih lagi perasaan penuh dengan ilusi yang pastinya tidak dapat dipercaya. Manusia menganggap dirinya manusia yang diciptakan Tuhan dan memiliki ilmu pengetahuan seperti psikologi, filsafat atau teknologi yang juga bisa merasa tertekan dengan masalah dan bisa merasakan derita, bahagia atau merasa tertuntut dengan sesuatu. Semuanya yang muncul dari pikiran adalah ilusi yang bisa kita tutup dalam kedipan mata. 

Pintasan Sang Sejati

Pikiran Jernih, Sense Berlebih, Feel Berlebih

Pikiran Jernih, Sense Berlebih, Feel Berlebih rasa-rasanya menjadi rumusan kesadaran dan pencerahan. Pikiran yang menjadi alat kesadaran utama hadir dengan kejernihan untuk membuat rumusan. Sense yang cenderung pada sensasi tubuh seolah menjadi sensor kehadiran kesadaran dan pencerahan. Sedangkan feel seolah menjadi petunjuk arah yang menegaskan hadirnya kesadaran dan pencerahan.